Header Ads

ads header

Breaking News

BAB IV. Al Quran Adalah Mu'jizat Nabi Muhammad | Al Quran Hadits X Sem 2


BAB IV

AL-QUR’AN ADALAH MUKJIZAT NABI-KU

| Al Quran |

A. KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN

1. Pengertian Mukjizat

Secara etimologi kata Mukjizat berbentuk isim fa’il yang berasal dari kata:
A’JAJA - YU’JIJU - I’IJAJAN - MU’JIJUN/ MU’JIJATUN

Awalnya, kata ini berarti melemahkan atau mengalahkan lawan. Namun dalam perkembangannya, kata mukjizat juga digunakan untuk memberikan arti pada sesuatu yang hebat atau luar biasa.

Manna’ al-Qattan mendefinisikan mukjizat sebagai berikut:

Artinya: Mukjizat adalah hal yang bertolak belakang dengan kebiasaan, tidak seperti biasanya dan melawan tantangan dengan selamat.Dalam penggunaannya kata mukjizat hanya diperuntukkan kepada hal-hal luar biasa yang dikaruniakan oleh Allah swt. kepada para nabi dan rasul. Tujuan dari diturunkannya mukjizat adalah untuk membuktikan kebenaran pengakuan dan ajaran-ajaran para rasul. Tujuan ini khususnya berkenaan dengan tantangan yang harus dihadapi oleh para nabi dan rasul saat berdakwah.

Mukjizat berfungsi sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulan mereka, bahwa mereka adalah benar-benar para nabi dan rasul (utusan) Allah yang membawa risalah kebenaran dari Allah swt.. Dengan datangnya mukjizat, para nabi dan rasul mampu melemahkan dan mengalahkan orang-orang kafir yang menentang dan tidak mengakui atas kebenaran kenabian dan kerasulan mereka.

Biasanya mukjizat para nabi dan rasul itu berkaitan dengan masalah yang dianggap mempunyai nilai tinggi dan diakui sebagai suatu keunggulan oleh masing-masing umatnya pada masa itu. Zaman Nabi Musa a.s. adalah zaman kejayaan tukang sihir, maka mukjizat Nabi Musa a.s. adalah mengalahkan para tukang sihir. Sedangkan Nabi Isa a.s. hidup di zaman kemajuan ilmu kedokteran. Maka mukjizat utama Nabi Isa a.s. adalah mampu menyembuhkan penyakit yang tidak dapat disembuhkan pengobatan biasa, yaitu menyembuhkan orang yang buta sejak dalam kandungan dan orang yang berpenyakit kusta, serta menghidupkan orang yang sudah mati.

Meski zaman hidup Nabi Muhammad saw. disebut sebagai zaman jahiliyah, namun zaman itu juga merupakan zaman keemasan kesusastraan Arab. Firman Allah menjadi mukjizat utama Nabi Muhammad saw. karena ayat-ayat al-Qur’an mengandung nilai sastra yang amat tinggi. Tidak ada seorang manusia pun dapat membuat serupa dengan al-Qur’an, baik pada zaman itu maupun hingga zaman sekarang.

2. Syarat-syarat Mukjizat

Suatu hal dapat dikategorikan sebagai mukjizat karena memenuhi syarat-syarat berikut:

  1. Sesuatu yang tidak sanggup dilakukan oleh siapapun selain Allah swt.;
  2. Mukjizat adalah sesuatu yang tidak sesuai dengan kebiasaan dan berlawanan dengan hukum alam (sunnatullah);
  3. Mukjizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seseorang yang mengaku membawa risalah Ilahi sebagai bukti atas kebenaran pengakuannya;
  4. Mukjizat terjadi bertepatan dengan pengakuan Nabi dan penolakan suatu kaum atas pengakuan tersebut;
  5. idak ada seorang manusia pun, bahkan jin sekalipun yang dapat mengalahkan suatu mukjizat yang sudah diberikan oleh Allah.
  6. Suatu hal disebut mukjizat bila memenuhi kelima unsur tersebut di atas.

3. Macam-macam Mukjizat

Mukjizat dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu :

a. Mukjizat hissi (kasat mata), yakni mukjizat yang dapat dilihat oleh mata, didengar oleh telinga, dicium oleh hidung, diraba oleh tangan, dan atau dirasa oleh lidah, tegasnya dapat dicapai dan ditangkap oleh pancaindera;

b. Mukjizat ini sengaja ditunjukkan atau diperlihatkan manusia biasa, yakni mereka yang tidak biasa menggunakan kecerdasan akal pikirannya, yang tidak cakap padangan mata hatinya dan yang rendah budi dan perasaanya. Karena bisa dicapai dengan panca indera, maka mukjizat ini bisa juga disebut mukjizat inderawi. Mukjizat Hissi  ini dibatasi oleh ruang dan waktu, artinya hanya diperlihatkan kepada umat tertentu dan di masa tertentu.

c. Mukjizat ma’ nawi  (tidak kasat mata), yakni mukjizat yang tidak mungkin dapat dicapai dengan kekuatan panca indera, tetapi harus dicapai dengan kekuatan ‘ aqli atau dengan kecerdasan pikiran intelektual atau  mata batin. Karena orang tidak akan mungkin mengenal mukjizat ma’nawi ini melainkan orang yang berpikir sehat, cerdas, bermata hati, berbudi luhur dan yang suka mempergunakan kecerdasan pikirannya dengan jernih serta jujur. Karena harus menggunakan akal pikiran untuk mencapainya, maka bisa disebut juga mukjizat ‘aqli atau mukjizat rasional.

Mukjizat Hissi bersifat sementara hanya pada saat suatu mukjizat terjadi, sedangkan mukjizat ma’nawi bersifat universal dan eternal (abadi), yakni berlaku untuk semua umat manusia sampai akhir zaman.

4. Pengertian I’jaz Al-Qur’an

Kata mukjizat dilekatkan dengan kitab suci al-Qur’an memiliki dua konotasi. Perta ma , manusia tidak akan pernah mampu untuk membuat redaksi kalimat-kalimat yang bisa menandingi keindahan ayat-ayat al-Qur’an. Apalagi menyaingi kandungan isi al-Qur’an yang banyak sekali menceritakan tentang hal-hal terkait kisah-kisah zaman dahulu, masa depan dan hal-hal gaib lainnya. Kedua, kemukjizatan al-Qur’an mempunyai sifat menantang manusia dan jin untuk membuat semacam al-Qur’an. Sehingga karena tidak akan pernah berhasil maka mereka menginsyafi kelemahannya dan mengakui kehebatan ayat-ayat al-Qur’an.

I’jaz al-Qur’an adalah teguhnya kehebatan al-Qur’an di hadapan kelemahan manusia dan jin yang tidak akan mampu membuat karya sehebat al-Qur’an. Kemukjizatan al-Qur’an menumbuhkan kesadaran pada manusia bahwa al-Qur’an adalah nyata-nyata wahyu Allah swt. dan sekaligus merupakan bukti kerasulan Muhammad saw. bahwa al-Qur’an bukan karangan Nabi Muhammad saw.

Prof. Quraish Shihab berpendapat bahwa kemukjizatan al-Qur’an terbukti karena al-Qur’an mampu melemahkan orang-orang kafir pada zaman itu yang mengira alQur’an adalah sihir. Bahkan mampu melemahkan orang-orang pada masa kini yang ingin membuat kalimat-kalimat seindah ayat-ayat al-Qur’an. Sungguh siapa pun tidak akan mampu membuatnya.

5. Aspek-aspek Kemukjizatan Al-Qur’an

I’jaz al-Qur’an terdapat dalam kandungan al-Qur’an, bukan pada tampak fisik luarnya. Al-Qur’an tidak membutuhkan bukti pendukung bahwa ia adalah kalamullah, mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw. Ada pun hal-hal lain di luar al-Qur’an sifatnya adalah untuk membuktikan kepada para makhluk yang tidak mempercayainya.

Secara garis besar ada dua aspek kemukjizatan al-Qur’an yaitu:

a. Gaya Bahasa ( Uslub)

Gaya bahasa al-Qur’an adalah gaya bahasa khas yang tidak dapat ditiru oleh siapa pun. Susunannya sangat otentik dan indah. Para sastrawan Arab pun bahkan tidak mampu menirunya. Al-Qur’an memakai bahasa dan lafaz Arab yang meskipun indah tetapi bukan puisi, bukan prosa dan bukan pula syair. Dari sisi kemukjizatan, inilah yang kemudian membuat mereka tidak pernah mampu untuk menandinginya dan putus asa lalu merenungkannya, kemudian merasa kagum dan menerimanya, lalu sebagian masuk Islam. 

Contoh dalam sejarah diterangkan bahwa Umar bin Khattab r.a. menyatakan diri masuk Islam setelah mendengar ayat-ayat pertama surat Taha, dan masih banyak contoh lainnya. Inilah bukti kemukjizatan al-Qur’an dari segi bahasanya.

Al-Qur’an menggunakan gaya bahasa ( uslub) yang sangatlah indah. Sejak diturunkan hingga saat ini, keindahan uslub al-Qur’an benar-benar telah membuat orang-orang Arab dan atau luar Arab kagum dan terpesona. Ditambah lagi kandungan nilai dan ajaran dalam al-Qur’an yang sangat istimewa. di mana tidak akan terdapat dalam ucapan manusia menyamai isi yang terkandung di dalamnya.

Keistimewaan uslub al-Qur’an antara Lain:

  1. Keindahan dan kelembutan bahasa al-Qur’an sejak dari bentuk lafaznya dan susunan kalimatnya;
  2. Keserasian al-Qur’an dapat dirasakan oleh semua lapisan manusia. Kaum cendikiawan maupun kaum awam dapat merasakan keagungan dan keindahan al-Qur’an;
  3. Sesuai dengan akal dan perasaan. Al-Qur’an menyampaikan doktrin dan pengetahuan dengan kalimat-kalimat yang indah;
  4. Keindahan kalimat serta keanekaragaman susunannya. Satu makna diungkapkan dalam beberapa bentuk lafaz dan susunan yang bermacammacam;
  5. Al-Qur’an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global ( ijmal ) dan bentuk yang terperinci ( tafsil );
  6. Kalimat-kalimat yang lugas dapat dimengerti dengan secara langsung.
Hal-hal lain yang menjadi kehebatan dan kemukjizatan al-Qur’an dari aspek bahasa adalah ketelitian, kerapihan dan keseimbangan kata-kata yang digunakan.  Ketelitian dan kerapian yang dimaksudkan antara lain adalah:

1. Ketelitian pengungkapan kata-kata

Suatu surat yang diawali dengan huruf-huruf tertentu, biasanya menggunakan huruf-huruf itu dalam jumlah lebih banyak dibanding huruf lain. Misalnya:

a) Dalam surat Qaf, dapat ditemukan huruf qaf (Ù‚) berulang-ulang dalam jumlah lebih banyak dari jumlah huruf lainnya. Jumlah rata-rata huruf qaf (Ù‚) yang terbanyak di dalam surat Qaf itu ternyata juga merupakan jumlah huruf qaf (Ù‚) yang terbanyak pula dibandingkan dengan jumlah huruf qaf  (Ù‚) yang terdapat di dalam surah-surah lainnya dalam al-Qur’an.

b)      Huruf alif (ا), lam (Ù„) dan mim (Ù…) yang mengawali surah al-Baqarah. Jumlah masing-masing huruf tersebut ternyata lebih banyak daripada huruf-huruf yang lain. Hal ini dapat dilihat sebagai berikut :

¨      Huruf alif  (  ا ) berulang sebanyak  4.592 kali
¨      Huruf lam  (  Ù„ ) berulang sebanyak 3.204 kali
¨      Huruf mim (  Ùˆ ) berulang sebanyak 2.195 kali

c)      Huruf alif (ا), lam (Ù„) dan mim  (Ù…) yang mengawali surah Ali ‘Imran.

¨      Huruf alif (  ا ) berulang sebanyak  2.578 kali
¨      Huruf lam (  Ù„ ) berulang sebanyak 1.885 kali
¨      Huruf mim (  Ù… ) berulang sebanyak 1.251 kali

d)     Huruf alif (ا), lam (Ù„) dan mim  (Ù…) yang mengawali surah al-‘Ankabut :

¨      Huruf alif  (  ا ) berulang sebanyak   784 kali
¨      Huruf lam  (  Ù„ ) berulang sebanyak  554 kali
¨      Huruf mim (  Ù…) berulang sebanyak  344 kali

Dan masih banyak bukti lainnya dalam surah-surah yang lain di dalam AlQur’an.

6. Mukjizat Rasulullah saw. Selain al-Qur’an dan Mukjizat Para Nabi Lainnya.

Kemukjizatan al-Qur’an merupakan mukjizat ma’nawi. Karenanya, untuk memahaminya harus menggunakan akal pikiran yang rasional dan kecerdasan hati. Orang yang tidak menggunakan akal pikiran dan kejernihan hati tidak akan dapat memahami kemukjizatan al-Qur’an. Bukan berarti harus menjadi cendikiawan untuk memahami kemukjizatan al-Qur’an, tetapi orang-orang yang akal pikiran atau hatinya tertutup tentu tidak akan dapat memahami kemukjizatan al-Qur’an. Padahal al-Qur’an adalah mukjizat yang terbesar bagi Nabi Muhammad saw. yang berlaku kekal sampai akhir zaman.

Selain al-Qur’an yang bersifat

ma’nawi, Nabi Muhammad saw. juga dikarunia mukjizat hissi. Misalnya: jari-jari beliau bisa mengeluarkan air pada saat sahabatsahabat sedang kehausan. Nabi Muhammad pernah membelah bulan menjadi dua hanya dengan menggunakan jari yang ditunjukkan ke bulan untuk memenuhi tantangan orang kafir, dan masih banyak lainnya. 

Di dalam al-Qur’an banyak digambarkan mengenai mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul sebelum Nabi Muhammad saw. di antaranya adalah :

a. Mukjizat Nabi Nuh a.s. berupa kemampuan untuk membuat kapal yang sangat besar untuk menampung dan menyelamatkan kaum yang beriman dari banjir besar, padahal saat itu sama sekali belum dikenal cara pembuatan kapal. 

Allah swt. berfirman dalam QS Hud [11]: 37-38

Terjemahnya:  Dan buatlah kapal itu dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami, dan janganlah engkau bicarakan dengan Aku tentang orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan. Dan mulailah dia (Nuh) membuat kapal. Setiap kali pemimpin kaumnya berjalan melewatinya, mereka mengejeknya. Dia (Nuh) berkata, ‛Jika kamu mengejek kami, maka kami (pun) akan mengejekmu sebagaimana kamu mengejek (kami).

b. Mukjizat Nabi Ibrahim a.s. berupa keistimewaan tidak hangus dibakar dalam api oleh raja Namruz. Allah swt. berfirman dalam QS al-Anbiya’ [21]: 68-69 sebagai berikut:

Terjemahnya :  Mereka berkata, ‛Bakarlah dia dan bantulah tuhan-tuhan kamu, jika kamu benarbenar hendak berbuat. Kami (Allah) berfirman, ‛Wahai api! Jadilah kamu dingin, dan penyelamat bagi Ibrahim!

c. Mukjizat Nabi Musa a.s. berupa tongkat yang dapat berubah menjadi ular besar untuk mengalahkan tukang-tukang sihir Firaun yang menyihir tali menjadi ular-ular kecil. Di samping itu tongkat beliau tersebut juga bisa menimbulkan 12 sumber mata air yang memancar ketika dipukulkan kepada sebuah batu pada saat beliau memohon air minum untuk kaumnya sebanyak 12 suku.

Al-Qur’an menggambarkan kehebatan tongkat Nabi Musa as. ini dalam firman Allah swt. QS al-A’raf [7]: 107

Terjemahnya: Lalu (Musa) melemparkan tongkatnya, tiba-tiba tongkat itu menjadi ular besar yang sebenarnya.

d. Mukjizat Nabi Dawud a.s. adalah kemampuan untuk melunakkan besi dengan tangan kosong, sehingga bisa dibentuk menjadi baju besi dan senjata untuk dapat mengalahkan raja Jalut

Allah menggambarkan mukjizat Nabi Dawud ini dalam firman-Nya QS Saba’ [34]:10-11 :

Terjemahnya:  Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Dawud karunia dari Kami. (Kami berfirman), ‚Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulangulang bersama Dawud,‛ dan Kami telah melunakkan besi untuknya. (yaitu) Buatlah baju besi yang besar-besar dan ukurlah anyamannya; dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

e. Mukjizat Nabi Sulaiman a.s. berupa kemampuan untuk mendengar dan memahami bahasa binatang, seperti burung hud-hud dan semut. Sebagaimana digambarkan dalam firman Allah swt. QS an-Naml [27]: 16-18

Terjemahnya : Dan Sulaiman telah mewarisi Dawud, dan dia (Sulaiman) berkata, ‚Wahai manusia! Kami telah diajari bahasa burung dan kami diberi segala sesuatu. Sungguh, (semua) ini benar-benar karunia yang nyata. Dan untuk Sulaiman dikumpulkan bala tentaranya dari jin, manusia dan burung, lalu mereka berbaris dengan tertib. Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ‚Wahai semutsemut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.

f. Mukjizat Nabi Isa a.s. berupa kemampuan untuk membuat burung dari tanah, menyembuhkan orang buta sejak lahir, menyembuhkan penyakit kusta, dan dapat menghidupkan orang yang sudah mati atas izin Allah swt. seperti yang digambarkan dalam QS Ali ‘Imran [3]: 49

Terjemahnya: Dan sebagai Rasul kepada Bani Israil (dia berkata), ‛Aku telah datang kepada kamu dengan sebuah tanda (mukjizat) dari Tuhanmu, yaitu aku membuatkan bagimu (sesuatu) dari tanah berbentuk seperti burung, lalu aku meniupnya, maka ia menjadi seekor burung dengan izin Allah. Dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahir dan orang yang berpenyakit kusta. Dan aku menghidupkan orang mati dengan izin Allah, dan aku beritahukan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat suatu tanda (kebenaran kerasulanku) bagimu, jika kamu orang beriman.

Selain hal-hal yang disebutkan di atas, al-Qur’an juga menceritakan banyak sekali mukjizat  para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw.


Tidak ada komentar